Ternyata Begini Rasanya Divaksin

Ternyata Begini Rasanya Divaksin.  Alhamdulillah hari itu aku dihubungi seorang teman untuk mengirim KTP. Menurut informasi temanku, dua hari lagi ada pelaksanaan vaksin di Graha Cakrawala yang berlokasi di Universitas Negeri Malang (UM). Senang banget dong ada kabar dapat kuota vaksin gratis.

Tahu kan, kalau pandemi virus Corona yang semakin mengganas dari hari ke hari? Hingga belakangan ini banyak warga Malang yang mencari vaksinasi gratis. Minggu lalu tepatnya tgl 9 Juli, aku juga mencari tempat vaksin gratis di Rumkitban Malang. Ehh ternyata udah full.

Jadi begitu dapat info bakal ada kuota di UM, siap sedia aku untuk divaksin. Dapat jatah 2 jadi kukirim KTP aku dan suami. Yukk ikuti ya ceritaku saat dapat vaksin di artikel Begini Rasanya Divaksin

Tiba Saat Vaksin di Graha Cakrawala UM

Siang itu tepatnya Sabtu (17/7) aku dan anak sulungku bersiap menuju lokasi vaksin. Awalnya yang terdaftar kan aku dan suami. Karena suami masih ada kerjaan jadi sebagai pengganti ya kuajak anakku. Sayang kan kalau jatah nanti diambil orang.

Jadilah kami meluncur ke Jalan Veteran dimana Graha Cakrawala berada. Ternyata sampai di lokasi dapat infomasi kalau pintu masuknya dari depan (Jalan Semarang). Mau tidak mau kami berputar arah menuju gerbang kampus UM.

Sekitar 5 menit kemudian kami memasuki kampus UM. Terlihat ramai dan mobilitas kendaraan keluar masuk pun terlihat padat. Bahkan ada armada bus yang jumlahnya lumayan banyak berjajar di tempat parkir. Ternyata itu rombongan karyawan pabrik rokok yang datang kolektif untuk divaksin juga.

Baca juga: Yuk Kenali Istilah Rapid Tes, Swab Test dan PCR Test

Setelah memarkir kendaraan sesuai arahan, kami pun menuju Graha Cakrawala. Ternyata lokasi dari tempat parkir lumayan jauh lho. Terasa banget apalagi kakiku yang notabene baru sembuh dari keseleo 3 minggu lalu. Tapi karena ingin divaksin ya Bismillah aja, tetap semangat.

Sebelum divaksin udah butuh perjuangan menurutku. Hehe…perjuangan dapat kuota dan perjuangan menuju lokasi vaksin. Alhamdulillah kami sudah menyiapkan “bekal” untuk vaksin. Ya dong udah tanya-tanya teman yang lebih dulu di-cuz…

Persiapan apa saja yang kami bawa? Hehe seperti yang lainnya sih. Tapi gak salah ya kurinci aja biar kalian nggak penasaran. Atau kalau teman-teman ada yang belum vaksin kan informasinya bisa membantu kan?

Nah ini kami bawa sebagai persiapan antri vaksin:

  • Fotokopi KTP
  • Fotokopi KK (untuk anak yang belum ber-KTP
  • Pulpen
  • Hp (auto yaaa)
  • Minuman
  • Camilan
  • Handsanitizer
  • Tisu kering dan tisu basah
  • Minyak kayu putih
  • Uang buat Jajan (wkwkwk)

Nah itu printilan yang kami siapkan sebagai bekal saat akan vaksin. Lumayan banyak ya ada 10 items. Tapi pastinya memang dibutuhkan daripada nanti mencari lagi di lokasi. Lebih baik disiapkan lebih awal kan?

Prosedur Vaksin dan Begini Rasanya Divaksin

Awalnya kami sempat bingung mencari lokasi vaksin. Nah tuh kampus UM kan luas ya. Tapi karena banyak juga yang mencari, jadi yaa kami ngikut aja sambil bertanya-tanya. Oya kebetulan yang berjaga adalah aparat TNI AD yang banyak tersebar di sudut-sudut kampus. Mulai dari gerbang, dekat tempat parkir hingga di sekitar gedung Graha Cakrawala.

Baca juga: Mengenal Vaksin, Manfaat dan Jenisnya

Tak heran, ternyata yang menjadi pelaksana acara vaksin adalah Korem 083 Baladhika Jaya Malang. Jadi personil yang dikerahkan untuk mengatur di lapangan juga para aparat TNI AD. Tapi sepertinya gabungan atau kolaborasi dari berbagai komunitas.

Menurut salah seorang relawan Tjahjana Indra Kusuma, vaksinasi di UM ini dibantu juga oleh komunitas (relawan) antara lain dari Lions Club Malang Indah, Leo Club Malang Arrow dan juga dari kalangan mahasiswa. Mereka bertugas sebagai asisten vaksinator, entry data juga sebagai asisten nakes.

Nah kalau prosedur untuk mendapatkan vaksin ada beberapa langkah yakni sbb:

  • Mengambil blanko/formulir di lapangan olah raga. Jadi kami diarahkan ke lapangan dan diberi formulir untuk mengisi data.
  • Setelah mengisi kami menuju tempat antri untuk masuk ke gedung untuk screening (dicek tensi).
  • Pengecekan data oleh petugas
  • Screening (cek tensi)
  • Vaksin
  • Antri pengambilan print sudah divaksin.

Untuk proses no 1- 5 pas kami sih hanya butuh waktu sekitar 60 menit. Yang lumayan lama adalah saat antri pengambilan surat keterangan sudah divaksin. Lumayan lama dan kudu sabar. Hehe…

 

Trus gimana dong perasaan saat akan divaksin? Aku merasa deg-degan sebab jujur yaa, aku memang takut untuk disuntik. Berhubung melihat virus yang makin menjadi jadi, ya mau tidak mau harus berani.

Pas ditensi, tekanan darahku 145/90. Biasanya sih aku cenderung rendah, sebab hampir tiap malam begadang karena selesaikan job bikin artikel. Kata petugas, tensiku agak tinggi sedikit tapi masih bisa divaksin. Menurut petugas, mungkin karena aku kecapekan antri, jadi tensi naik. Yg penting pokoknya, Alhamdulillah lolos…

Dok. Leo Club Malang Arrow

Setelah ditensi pindah ke antrian berikutnya untuk divaksin. Di tempat ini rejeki aku langsung ke petugas karena tidak ada antrian. Tegang juga sih pas lihat jarum suntik. Cuma karena lebih besar rasa ingin jauh dari virus, jadi memberanikan diri.

Dalam hati baca doa moga gak sakit pas jarum menyentuh lengan kiriku. Ya Allah… Bismillah…akhirnya jarum pun menembus kulitku. Hanya terasa sedikit makcuz…nggak terasa seperti suntikan terakhir dulu — entah berapa tahun lalu.

Alhamdulillah done divaksin 1. Ternyata begini rasanya divaksin. Alhamdulillah ya Allah, vaksin jenis Sinovac sudah masuk ke tubuhku.

Saat Menunggu Surat Hasil Vaksin

Oya waktu vaksin aku nggak difoto ya…karena terpampang tulisan “Dilarang ambil gambar/video saat vaksin”. Padahal pengen moto buat artikel ini. Tapi aku menghormati aturan itu, jadi tidak mengambil gambar saat aku di-cuzz. Tapi aseli lho, aku sudah divaksin 1 dan bukan hoax…hehe

Usai divaksin tenaga medis, aku dan si Sulung pindah di antrian berikutnya untuk mengambil surat keterangan. Di pos ini ada penginputan data kembali oleh petugas. Nah di bagian ini antrinya cukup lama karena butuh ketelitian kelengkapan data peserta vaksin.

Sekitar 60 menit namaku dipanggil dan segera menerima formulir yang sudah diinput. Menurut petugas tinggal diprint menuju meja berikutnya. Kurang lebih lima menit kemudian, beres deh surat keterangan vaksin.

Pada lembaran surat keterangan juga berisi informasi jadwal vaksin kedua. Untuk vaksin kedua aku dapat jadwal tanggal 7 Agustus 2021. Alhamdulillah ya….

 

Tapi nih ternyata punya anakku sampai satu jam setelah aku menerima surat, kok belum dipanggil juga ya? Padahal blanko/formulir mengumpulkannya bersamaan. Akhirnya ditanyakan nih sama si sulung.

Huwaa…ternyata blangko si sulung karena tidak ber-KTP jadi disendirikan. Pas ditanya KTP-nya, si sulung jawab masih umur 15 tahun jadi cuma melampirkan fotokopi Kartu Keluarga sesuai aturan.

Mungkin karena kelelahan, jadi petugas tidak melihat lampirannya. Maklum ya…hari ini banyak yang ikutan vaksin. Infonya ada sekitar 7000-an orang yang divaksin di hari ini. Sedang hari Minggu (18/7) ada 9559 orang. Woww…terima kasih ya, warga Malang banyak divaksin.

Btw…jadi nunggu lagi deh. So aku menunggu si Sulung dan keluar antrian. Nah selagi menunggu nih ada petugas yang duduk disebelahku. Buat basa basi aja sih, aku mengajaknya ngobrol. Mengalir aja obrolan seputar acara vaksin.

Ehhh ternyata beliaunya adalah seorang dokter CKM (Corps Kesehatan Militer) berpangkat Letnan Dua. Kutanyakan, kenapa agak lama ya antrian input datanya. Menurut dr Randi — demikian namanya, memang harus sabar, sebab butuh ketelitian saat input data peserta. Aku hanya ber-oh saja.

Menunggu hampir 30 menit, dokter Randi setelah memantau anak buahnya, kembali menanyakan apa surat si Sulung sudah selesai diproses? Kujawab belum. Dokter Randi tanpa diminta, segera membantu mengecek ke meja petugas. Alhamdulillah karena dibantu dokter Randi, jadi tak lama surat sudah selesai diprint. Terima kasih ya dokter Randi yang baik hati.

 

Begitulah teman-teman sedikit pengalaman yang bisa kuceritain saat vaksin 1. Ternyata begini rasanya divaksin. Nggak sakit kok, cuma deg-degan. Jadi  yang takut disuntik, jangan takut divaksin yaa. Terpenting kita sehat agar virus segera minggat…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *