Setip 2 : Begidik, Nobar Film Horor Satu Suro

Dok.Istimewa

Makkk, pernah nonton film horor gak? Rasanya gimana makk ? Takut, suka atau penasaran sama alur ceritanya? Kalau saya tipikal orang yang penasaran dan ingin tahu dengan cerita film yang nyerempet sesuatu yang bikin takut. Yupp…malah saya berusaha untuk tak melewatkan semuanya. Hihi…seram-seram mantap…

Seperti kemarin nih ceritanya dapat tawaran buat nobar (nonton bareng). Film yang ditawarkan tidak ada pilihan. Cuma satu yakni film horor berjudul “Satu Suro”. Dan gak tanggung-tanggung, hari itu saya mengajak 32 orang teman nobar rame-rame. Teman dari Komunitas Xplore Wisata Malang dan Skytech juga teman blogger. Jadi gak mungkin takut nonton kan, kalau grudugan bareng ke studio Araya 21 Malang ?

Film Satu Suro Yang Bikin Dag Dig Dug

Cerita bermula saat Lastri (Alexandra Gottardo) akan melahirkan seorang bayi. Mengingat memiliki perjanjian dengan lelembut bahwa anaknya harus dikorbankan, dia tak rela. Tak ingin anaknya menjadi tumbal dia memilih membunuh anaknya. Saat sadar dia tak mendapatkan bayinya, dia mengamuk. Apa yang ada didepannya diancam dengan pisau terhunus, termasuk suster dan dokter di Rumah Sakit Asri, tempat dia melahirkan.

Semua dirusak termasuk cairan-cairan kimia yang ada di laboratorium dan memecahkan lampu yang msh dialiri listrik. Ceceran kimia dan aliran listrik itu akhirnya membakar Rumah Sakit beserta isinya termasuk dokter dan susternya.

Sepuluh tahun kemudian Bayu yang diperankan oleh Nino Fernandes serta Dinda (Citra Kirana) yang tengah hamil menempati sebuah rumah kayu milik om nya. Disekitar rumah tua itu ada telaga yang kerap disebut warga setempat sebagai Telaga Hijau. Masyarakat sekitar mengenalnya sebagai rumah angker. Konon rumah tersebut pernah dihuni oleh Lastri, pelaku pembakaran rumah sakit yang ternyata menjadi arwah penasaran penghuni neraka.

Suatu ketika saat Dinda jalan-jalan ke pasar tradisional menemui seorang penjual yang ketakutan saat dirinya menyebut tinggal di rumah kayu. Belum lagi muncul nenek menyeramkan (Yati Surachman) dengan rambut putih terurai memandangnya tak ramah. Sampai akhirnya Dinda dan Bayu merasakan hal yang aneh di rumah tersebut. Bayu bermimpi tentang Dinda meninggal dan bayinya hilang. Juga Dinda mimpi dirinya diteror hantu hingga dari mulutnya mengeluarkan darah bercampur silet dan paku bahkan seorang bayi.

Permainan musik yang menyeramkan membawa saya dan penonton lainnya merasa bergidik bahkan menutup wajah. Pastinya pemandangan seram yang ditampilkan adalah hasil kreatif dan rekayasa si sutradara yang begitu hidup seperti nyata. Film ini mampu membawa imajinasi penonton untuk bermain dalam keseraman dan tentu saja sport jantung.

Kisah Dinda Melahirkan di Rumah Sakit Dimensi Lain

Cerita berlanjut ketika Dinda merasa perutnya kontraksi. Bayu yang seorang penulis saat itu masih meeting dengan pihak penerbit buku. Karena omset bukuĀ  anjlog diusulkan agar Bayu yang menulis cerita horor untuk menaikan sales. Nah malam itu sepulang dari meeting, sesampai di rumah mendapati Dinda tengah kesakitan. Tanpa pikir panjang segera diantarlah istrinya ke runah sakit tak jauh dari rumah kayu yamg ditinggalinya.

Rumah sakit tampak ramai oleh pasien, suster juga dokter. Anehnya semua tampak pucat dan kaku seperti tanya darah. Dari sinilah keseraman demi keseraman muncul. Suster berwajah seram yang selalu menatapnya dibalik kaca ruangan bersalin, dokter yang berdarah-darah, mayat hidup hingga cleaning service dengan kepala putus. Bayu sang suami yang pulang untuk mengambil pakaian istrinya pun sesampai di rumah diganggu makhluk di rumahnya.

Dinda yang ketakutan juga dikejar oleh hantu Lastri yang ingin membunuh anak Dinda. Di mata Dinda rumah sakit jadi terasa aneh dan menakutkan hingga dirinya mencari jalan keluar. Sementara Bayu di tengah perjalanan menuju rumah sakit saat singgah di sebuah warung merasa kaget. Dari info yang didapatkan bahwa malam tersebut adalah malam 1 suro dimana menjadi malam keramat dan berkumpulnya makhluk-makhluk halus atau hari lebarannya para setan. Saat Bayu menceritakan dirinya akan ke rumah sakit menemani istrinya yang akan melahirkan, betapa kagetnya ia, ternyata rumah sakit itu sudah lama tutup karena kebakaran hebat dan menewaskan banyak korban.

Segera dia meluncur dan mendapatkan rumah sakit ternyata sebuah bangunan tua yang hangus terbakar. Sadarlah dia akan keselamatan istrinya. Namun karena beda dimensi keduanya sulit untuk bertemu. Dinda yang diliputi ketakutan, akhirnya melahirkan ditengah demit-demit yang kehausan darah segar seorang bayi. Namun muncul nenek tua menyeramkan yang membantunya terbebas dari Lastri. Walau pada akhirnya nenek tua itu melukai Dinda dan merebut bayinya untuk dipersembahkan pada patung Buto junjungannya. Tapi sebelum bayinya menjadi korban, Dinda dan Bayu mampu menyelamatkan anaknya.

Para pemain utama yakni Nino Fernandes dan Citra Kirana bermain totalitas, mengerahkan segala kemampuan actingnya. Juga pemeran pendamping seperti Yati Surachman juga Inggrid Wijanarko pun bermain apik. Tahu kan mereka pemain lawas yang sudah berpengalaman. Cerita lengkap dan keseruannya bisa ditonton di bioskop yaa?

Pesan Moral Film Satu Suro

Apa yang bisa dipetik dari film horor ini? Hihi…ketakutan dan keseraman lho mak. Bikin jantung seakan mau copot lho. Tapi yang namanya film horor ya pasti menakutkan dan bikin takut. Menurut saya film produksi Pichouse dan Umbara Brothers Films ini sukses membuat perasaan penonton terbolak- balik dan ciut nyalinya. Beberapa teman bahkan anak saya bukannya menonton layar lebar yang tengah main, malah bermain hp untuk sekedar menghindari melihat sosok-sosok hantu itu. Bahkan ada yang menutupi wajahnya dengan kain hijabnya. Hehe…

Film horor karya Anggi Umbara yang beredar di Indonesia mulai 7 Febuari lalu, tampaknya menjadi satu pilihan buat penonton yang demen film bergenre horor. Terselip pesan menurut saya, sebagai makhluk ciptaan Allah tak selayaknya bersekutu dengan setan untuk tujuan duniawi kita. Pesugihan atau untuk mengejar karir dalam pekerjaan, jangan mengandalkan bantuan iblis yang selalu meminta tumbal.

Jadi apapun ya makkk…dalam hidup sehari-hari tetap ingat sama Gusti Allah pencipta segala. Jauhkan diri dari sirik yang menyekutukan Allah. Film ini bermuatan positif meski teralur dalam cerita yang membuat dag dig dug hati yang menontonnya. Makk… yuk nonton film ini, berani kan makkk?

#Setip

#SetipEstrilookCommunity

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *