S.6 : Rawon Brintik Malang, Sensasi Kuliner Legendaris

Rawon Brintik (dok.pribadi)

Emakkk penyuka kuliner kondang dari Jawa Timur seperti Rawon ? Kalau iya, tidak sah rasanya kalau belum berkuliner legendaris ini, Rawon Brintik. Rawon ini yang ada sejak tahun1942. Sensasi rasa original dan tradisional sangat kentara. Daging Rawonnya yang empuk, menyatu dengan bumbu yang dimasak secara ndeso. Penasaran dengan kuliner berkuah hitam ini makk?

Rawon Brintik dan Perjalanan Kulinernya

Rawon adalah menu masakan yang banyak disukai orang. Berbahan irisan daging dengan beragam bumbu dapur dan rempah. Bumbu yang menjadi ciri khasnya  adalah Keluwak yang membuat kuah jadi hitam.

Begitu pula dengan Rawon Brintik yang berlokasi di Jalan Ahmad Dachlan ini. Kuahnya hitam namun tak pekat sekali. Karena kalau terlalu hitam atau terlalu banyak Keluwaknya akan terasa pahit.

Menurut Ibu Hj. Maslicha Hasyim  sebagai generasi keempat Rawon Brintik ini menjelaskan, bumbu Rawon yang dibuatnya kini — tetap sama dengan resep leluhurnya (buyutnya) Ibu Napsiah. Bumbu-bumbu yang didapatkannya juga masih dari pelanggan yang turun temurun. Semua bumbu kualitasnya pilihan untuk menjaga kekhasan rasa Rawon Brintik.

Bahkan cara membuat dan memasak bumbunyapun sesuai takaran yang didapatkan dari buyutnya tersebut. Termasuk memasak dengan bahan bakar arang serta pemilihan daging mana yang dimasak terlebih dahulu. Daging yang digunakan adalah daging has (daging bagian dalam), tulang muda dan daging lulur (sandung lamur).

Hj Maslicah mengatakan, buyutnya  pertama kali membuka warung Rawon Brintik pada 1942. Awal berjualan Ibu Nafisah membuka warungnya di Jalan Pertukangan gang 3 yang kini berubah menjadi Jalan Gatot Subroto.

Hj. Maslicha bersama putranya (dok.pri)

Tahun 1964 warungnya pindah di lokasi yang sekarang. Warung Rawon Brintik semakin dikenal dan pelanggannya dari berbagai kalangan. Namun kebanyakan pelanggannya dari jaman dulu adalah orang-orang keturunan Cina (Tionghoa).

Nah dari mereka inilah nama Rawon Brintik dikenal. Menurut cerita Hj Maslicha,  dulu buyut Napsiah memiliki rambut Brintik (Bahasa Jawa)  yang berarti keriting. Untuk membedakan dengan warung Rawon lainnya, pelanggan menyebutnya dengan Rawon Brintik. Jadilah nama tersebut yang terkenal hingga sekarang.

Rawon Brintik Saat Ini

Warung Rawon Brintik yang kini sudah berusia 77 tahun masih tetap setia melayani pelanggannya. Buka setiap hari dari pukul 05.00 dan tutup pukul 16.00. Hj. Maslicha setiap harinya dibantu oleh Putra dan menantunya.

Hj Maslicha meneruskan usaha keluarga ini sejak 1997. Sebelumnya dikelola oleh Ibu Samiati yang menggantikan Ibu Napsiah. Seiring berjalannya waktu dan perkembangannya, menu makananpun bertambah seperti Semur Daging,  Kare Ayam Kampung, Ayam bumbu Rujak, Pecel dan Bali Telur.

Satu porsi Rawon Brintik kini dibandrol dengan harga 27.500. Penyajiannya dalam piring langsung bercampur daging Rawon dan kuah beserta kecambah pendek. Sementara sambalnya ada di wadah plastik. Ada pula lauk tambahan yang disajikan di piring lainnya. Seperti Tempe Goreng, Otak Goreng Telur,  Kripik Paru dan Telur Asin. Harga lauk tambahan itu bervariasi harganya antara 1000 – 12.500.

Lauk tambahan Rawon Brintik (dok.pri)

Menikmati menu Rawon Brintik bertambah sedap dengan kerupuk sebagai pelengkap. Masih pengakuan H Maslichah warungnya masih terbilang ramai meski kini banyak pesaing. Bahkan beberapa artis dan orang ternama pernah singgah untuk menikmati Rawon Brintik-nya. Sebut saja  Tinton Suprapto dan keluarganya, yang juga pernah secara khusus mengundangnya ke Jakarta untuk menjamu tamu Tinton.

Banyak Cerita Berkembang Bersama Tenarnya Rawon Brintik

Di Malang saat sekarang bertabur warung Rawon di setiap sudut kota.  Tapi Rawon Brintik tetap tangguh melayani pelanggan setianya. Bahkan beberapa pelanggan membawa Rawon dan Semur Dagingnya hingga ke Singapura dan Hongkong.

Namun dibalik usaha kuliner yang terkenal dan sudah berumur itu, ada beberapa pengalaman menarik, berkesan atau pun tak mengenakkan.  Ditemani anak dan menantunya,  Ibu 4 orang anak ini pun berkisah.

Suatu saat ada seorang yang biasa membantunya, meminta ijin ingin memakai nama Rawon Brintik untuk warung yang akan dibukanya. Bermaksud membantu dan tanpa memiliki pikiran yang macam-macam,  orang tersebutpun diberi ijin menggunakan brand Rawon Brintik.

Beberapa kali dirinya dikomplain tentang  Rawon yang berubah rasa. Setelah dirunut ternyata orang yang komplain itu  meminta tolong untuk dibelikan Rawon Brintik milik Hj. Maslicha. Bisa dibilang, Rawon Brintik yang asli adalah miliknya.  Dari cerita punya cerita, ternyata pelanggannya dibelikan Rawon Brintik yang lainnya. Jelas saja beda rasa karena beda tempat meski sama namanya. “Ini pengalaman yang kurang mengenakkan hati, ” aku H Maslicah sendu.

Nikmatnya Rswon Brintik (dok.pri)

Di lain waktu pernah H Maslichah juga merasa tersanjung karena rasa kekeluargaan yang tercipta dengan para pelanggannya. Suatu saat ketika dirinya mengunjungi putranya di Tangerang dan Jakarta, dia bertemu dengan pelanggannya yang kini bermukim disana. Saat pamit untuk pulang ke Malang, eh malah dirinya diberi uang saku yang lumayan banyak. “Saya terharu kok ada pelanggan sebaik itu memberi sangu jutaan,” ujarnya dengan tatapan berbinar.

Menurutnya, bukan karena jumlah uang yang diterimanya,  tapi semata karena pelanggan setianya itu mengulurkan persaudaraan. Hingga Hj. m

Maslicha teringat kembali wejangan buyutnya, agar saat melayani pelanggan harus selalu mengedepankan pelayanan yang ramah dan kekeluargaan.

Hj Maslicha merasa tidak hanya “diwarisi” kuliner legendaris  dengan brand  Rawon Brintik saja.  Tetapi juga diwarisi pentingnya menjalin rasa kekeluargaan pada para pelanggannya. Itu kunci utama bisnis kuliner yang ditanamkan oleh pendahulunya, selain tetap menggunakan resep turun temurun Rawon Brintik.

Warung Rawon Brintik (dok.pri)

Hingga kini menu Rawon Brintik yang tetap menggelitik. Jadi, kapan giliran emak mencicipi nikmatnya menu legendaris itu? Jangan lupa ya, Rawon Brintik asli hanya ada di Jalan Ahmad Dachlan no 39. Dan tidak buka cabang.

#Setip

#SetipEstrilookCommunity

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *