S.33 : Outing Bersama Bolang ke Desa Penghasil Susu di Batu

Belum lama ini saya beserta sahabat Bolang menerima undangan untuk outing ke sebuah desa penghasil susu perah. Wah betapa senangnya kami. Tentu saja karena selama ini tidak tahu asal usul susu sapi dan bagaimana prosesnya.

Saat menikmati segelas susu, pernahkah berpikir bagaimana proses segelas susu hadir digenggaman dan siap minum? Ternyata tidak semudah saat kita menyeruputnya dan dalam hitungan detik susu tak tersisa.

Susu segar (dok.Rico)

Perjalanan susu dari mulai diperah hingga siap dinikmati bisa dibilang cukup panjang. Dan tentu saja membutuhkan waktu dan kesabaran. Untuk melihat proses tersebut belum lama ini beberapa anggota Bolang (Blogger Kompasiana Malang) diberi kesempatan untuk melihat dari dekat proses pemerahan susu. Termasuk jalan-jalan ke gudang tempat makanan bergizi buat sapi-sapi perah.

Bagaimana pengalaman menarik itu, tentu saja bisa dibaca ulasannya. Simak ya …

Kampung Penghasil Susu Desa Brau di Balik Bukit

Desa Brau, Gunungsari, Bumiaji  Batu sebenarnya tak begitu jauh dari pusat Kota Batu. Namun karena menuju kesana harus melalui jalan yang berliku dan tak mulus, sehingga terkesan jauh. Padahal tak lebih dari 3 km dari pusat keramaian kota Batu.

Di desa penghasil susu ini terdapat 70 0rang peternak. Masing-masing orang rata-rata memiliki 5 ekor sapi perah. Untuk setiap harinya peternak susu ini usai memerah akan menyetorkan susu ke sebuah tempat. Yakni Koperasi Margo Makmur Mandiri.

 

(Dok.pri)

Menurut pengurus koperasi tersebut, Yanuar, setiap hari masuk sekitar 2000-2500 litet susu segar. Pihaknya akan mencatat jumlah susu yang disetorkan oleh petani dua kali sehari yakni pagi dan sore hari.

Susu yang disetor peternak (dok.pri)

Di buku besar oleh petugas dicatat yang kemudian per 10 hari uangnya akan dicairkan atau diambil peternak. Untuk per liternya akan dihargai berdasarkan grade-nya atau tingkatannya, yakni kualitas terbaik dihargai Rp 5.400, kualitas sedang Rp 5.000 sedangkan kualitas rendah antara Rp 4.500-Rp4.700/liter.

 

(dok.pri)

Susu yang sudah disetor ke koperasi kemudian disterilkan dalam mesin. Baru keesokan harinya dikirim ke Pasuruan. Kalau menurut data, penghasilan kotor para peternak susu sapi perah ini kurang lebih Rp 1.200.000/10 hari.

 

Siap kirim (dok.pri)

Melihat Langsung Proses Pemerahan Susu Sapi

Kami datang ke desa Brau sekitar pukul 16.00. Kenapa sore hari? Karena memang jadwal pemerahan susu pagi hari sekitar pukul 06.00 dan sore pukul 16.00. Sore itu kami tak membuang kesempatan untuk melihat proses itu.

Di kandang sapi salah satu penduduk, kami langsung ambil posisi. Tentunya agar lebih jelas karena suasana agak temaram alias usai hujan.

Nah sapi-sapi ini menurut Ali yang menjadi guide dadakan, juga tidak suka suara gaduh atau berisik. Sehingga kami membagi 2 kelompok untuk mengintip proses perah susu tersebut.

 

(dok.pri)

Awalnya bagian bawah perut sapi dibersihkan dengan air. Tepatnya sekitar puting sapi betina yang akan diperah. Kemudian oleh peternak diberi wadah atau ember untuk menampung susu.

Secara kasat mata terlihat tangan peternak dengan gerakan lincah memerah susu sapi betina. Tak lama wadahpun terisi susu segar, kemudian ditampung diwadah khusus susu.

 

Perah susu sapi (dok.pri)

Melihat banyaknya produksi susu segar di desa Brau ini menggelitik tanya kami, kok setiap hari bisa berproduksi ribuan liter? Ternyata memang Sapi-sapi tersebut dirawat dan diperhatikan gizi makanannya. Dibantu penduduk setempat kami diantar ke gudang tempat penyimpanan makanan bergizi untuk sapi.

Lokasinya tak jauh dari koperasi Margo Makmur Mandiri. Tepatnya disebuah bangunan semi permanen yang berjarak 100 meter dari koperasi.

Disana terdapat berkarung-karung makanan sehat untuk sapi perah. Antara lain bungkil sawit, konsentrat, wafer  expired, sari gandum, kotoran ulat, polar, ampas kecap dll. Masing-masing makanan memiliki fungsi seperti sari gandum untuk membuat sapi agar cepat gemuk sedangkan mineral dan kalsium untuk tulang sapi.

 

Makanan Sapi (dok.pri)

Menurut guide, semua sapi di desa Brau ini

pakannya disamakan. Proses pemberian konsentrat dikomposisikn sedemikian rupa,  supaya sapi bisa menghasilkan susu yg terbaik.

 

Remahan wafer (dok.pri)

Peran Koperasi di Desa Berau

Kehadiran koperasi di tengah masyarakat peternak susu sangat terasa manfaatnya. Selain menerima dan menjadi pihak yang menyetor ke pabrik Indo Lacto Pasuruan, koperasi juga menjadi media simpan pinjam peternak susu. Dimana saat mereka membutuhkan sejumlah dana untuk modal, pihak koperasi akan mengusahakan pinjaman.

Koperasi tersebut juga memberikan edukasi kepada para peternak susu. Seperti bagaimana meningkatkan pendapatan dengan memberi informasi seputar cara pengolahan produk berbahan susu. Antara lain membuat yogurt, permen susu, keju serta stik keju.

Peternak sapi selain pendapatannya dari susu juga dari menjual anak sapi dan jual daging sapi. Diharapkan dengan pembelajaran dari koperasi warga masyarakat desa Brau Gunungsari Bumiaji penghidupannya semakin makmur dan sejahterah.

Mencicip susu segar (dok.pri)

Usai kunjungan, kami disuguhi susu segar hangat. Rasanya enak dan yang pasti bisa mengusir hawa dingin yang meliputi desa Brau ini. Alhamdulillah..saya dan sahabat Bolang jadi fresh Bersa dan juga tentu saja mendapat wawasan tentang edukasi perah susu, termasuk melihat kandang sapi serta pernak perniknya juga mencicip susu segar. Sangat berkesan banget kunjungan ini dan next kemana lagi yaa…?

#setip

#setipestrilookcommunity

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *