S.31 : RM Prambanan, Rumah Makan Legendaris Malang Sejak 1972

Warga asli Malang pasti tahu RM Prambanan. Apalagi yang usianya sudah sepuh kepala 6 atau 7. Mereka pelanggannya, kadang mengadakan reuni mengenang masa lalu. Dan cocok sekali dengan suasana rumah makan yang bertahan hingga hampir setengah abad.

RM Prambanan (dok.pri)

Bangunan rumah makan itu  lumayan luas. Terletak di lokasi yang sangat strategis, tepatnya di Jalan Bromo no. 37 Kota Malang. Nuansanya terkesan seperti bangunan lawas namun tak meninggalkan kesan estetika atau unsur keindahan. Tampak ruangannya dengan plafon aksen kayu bercat coklat tua dan kursi jaman dulu dengan meja panjangnya. Itulah Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan Sari yang ngehits pada jamannya sekitar  tahun 90-an.

Meski tergolong rumah makan yang berusia hampir setengah abad ini, namun pelanggan setianya masih berdatangan mencicipi menu utama yakni Ayam Goreng Prambanan.

Di jam makan siang hampir semua kursi yang tersedia juga lesehan dipenuhi para pengunjung. Mereka bukan saja pelanggan lama tapi juga pelanggan turun temurun serta orang baru. Banyaknya pengunjung menandakan menu yang ada cocok dengan selera kebanyakan. Pemilik RM Ayam Goreng Prambanan Sari adalah Bapak H. Ismail Aryono. Seringkali orang mengira Pak Ismail berasal dari Jawa Tengah atau Jogjakarta, terkait nama rumah makannya  yakni Prambanan Sari. Padahal suami dari Ibu Hj. Hartini adalah asli Arema, arek Malang. Ternyata dibalik nama Prambanan Sari, ada kisah perjuangan hidup Bapak Ismail. Seorang yang dikenal ulet dan tekun di masa mudanya itu pun berkisah panjang lebar melalui istrinya. Ismail yang kini berusia 78 tahun, setahun ini kesehatannya agak menurun karena sakit strooke.

Kisah Dibalik Nama Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan Sari

Ismail muda adalah seorang pemuda yang giat bekerja. Awalnya mempunyai usaha berjualan kripik usus yang dibungkus plastik dan dititipkan di warung-warung. Namun karena ingin hidup lebih baik lagi, pada tahun 1965 Ismail muda merantau ke Jawa Tengah atau ke Kota Semarang. Dengan mengendarai sepeda onthel, pemuda yang bersahaja ini mengayuh sepeda selama 2 minggu hingga tiba di kota tujuan.

Dalam perjalanan panjang yang cukup melelahkan, Ismail berangan-angan ingin memiliki usaha lain yang di Malang belum ada. Sampai akhirnya lahir keinginan untuk membuka usaha ayam goreng yang terinspirasi dari Ayam Goreng Suharti di Solo. Namun keinginan itu belum bisa terlaksana karena di Semarang diterima bekerja di sebuah perusahaan Philips. Bertahan bekerja sebagai karyawan hanya 3 tahun dan kemudian kembali ke Malang.

Keinginan terlaksana berjualan ayam goreng dan ayam bakar pada tahun 1972. Saat itu Sarinah yang dulu masih supermarket, oleh Pak Ismail dan Bu Hartini menjadi tempat untuk menitipkan produknya. Dihari pertama hanya laku 2 potong ayam yang saat itu berbandrol 2000/potong dan 6500/ekor.

Owner Ismail (yang duduk) dok.pri

Seiring berjalannya waktu ayam goreng yang kemudian dinamakan Ayam Goreng Prambanan Sari itu semakin dikenal masyarakat Malang. Hingga tahun 1987 Pak Ismail membuka outletnya di halaman Sarinah. Dua tahun kemudian karena Sarinah harus direnovasi, Ayam Goreng Prambanan pindah ke Jalan Semeru. Meski berpindah tempat, pelanggan masih setia mencari keberadaannya. Pelanggan yang berasal dari segala lapisan ini seakan tak mau berpaling meski saat itu mulai menjamur penjual ayam goreng.

Setahun kemudian tepatnya tahun 1990 atas usahanya yang kian meningkat omsetnya, Pak Ismail berhasil membeli tanah di Jalan Bromo. Kemudian dibangun Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan Sari yang permanen hingga kini. Lokasinya yang berada di pojok dengan lahan parkir yang lumayan luas, membuat pelanggan semakin bebas untuk memarkir kendaraannya saat ingin berkunjung.

Menu Andalan Yang Memikat Pelanggan

Menurut Ibu Hartini, menu andalan di rumah makannya adalah ayam goreng yang dimasak dari bahan pilihan. Ayamnya dari jenis pejantan diolah dengan bumbu dan rempah alami tanpa MSG. Bumbunya antara lain kunyit, jahe, bawang, garam serta gula bathok (gula merah). Kalau memasak dengan komposisi dan ukuran yang pas akan menghasilkan rasa yang enak. Namun Bu Hartini tidak menampik bahwa ada rahasia dapur saat memasak ayam goreng Prambanan sehingga bisa empuk dengan cita rasa bumbu yang meresap sempurna.

Selain menu utama ayam goreng beserta lalapan dan sambal yang menggoda, menu tambahanpun tersedia.  Menu tambahan merupakan menu permintaan pelanggan, seperti sayur gudeg, sate usus, rempelo, tempe tahu goreng, sayur oseng daun pepaya, ikan goreng dan masih banyak lagi.

Menu Ayam Goreng (dok.pri)

Disaat-saat tertentu seperti ramadhan dan liburan panjang, Bu Hartini yang memiliki tiga orang anak ini mengakui, bisa memasak hingga 27 macam menu tambahan. Itu semua demi pelayanan pada para pelanggan yang setia. Namun rumah makan yang buka pukul 08.00 hingga pukul 22.00 ini, tidak akan memasak kembali bila ayam gorengnya habis. Jadi tidak menutup kemungkinan rumah makan tutup lebih awal. Menurut pengalaman, pelanggan yang mampir akan memesan ayam goreng dan bila mengetahui habis maka tak jadi bersantap makan.

Tentang semua masakan termasuk ayam awalnya dimasak menggunakan kayu, kemudian menggunakan arang. Bu Hartini mengatakan, cara memasak dengan kayu rasanya akan jauh lebih enak jika dibanding memasak dengan gas. Tapi karena perkembangan jaman, juga memasak menggunakan kayu asapnya mengganggu tetangga sekitar, akhirnya sekarang untuk memasaknya menggunakan gas seperti pada umumnya. Memasaknya di rumah dan tetap ditangani sendiri oleh Bu Hartini, sedangkan karyawan hanya membantu meracik dan melayani.

Penyajian yang Unik dan Lain dari yang Lain

Di Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan Sari, begitu pengunjung masuk akan melihat aneka menu masakan yang ditata rapi di meja panjang. Bila hari masih pagi atau baru buka lauk tersaji lengkap dengan aroma yang tentu saja menggoda selera. Pengunjung bebas memilih menu yang kemudian oleh karyawan akan dibantu dengan pelayanan yang ramah.

Bila pelanggan memilih ayam goreng oleh karyawan akan diletakkan di sebuah nampan , kemudian akan digoreng dan disajikan. Ayam ataupun ikan yang didisplay itu sudah matang atau dalam bahasa Jawa diungkep,  tapi lebih nikmat lagi dimakan dalam keadaan panas. Lauk yang disajikan semua fresh dan tentu saja sesuai selera pelanggan.

Rumah makan ini mempekerjakan 30 orang karyawan yang dibagi dalam 2 shift. Masing-masing pagi dengan jam kerja pukul 08.00 hingga pukul 15.00. Sedang shift berikutnya pukul 15.00 – 22.00. Dengan pembagian shift diharapkan oleh Ibu Hartini, semua pelanggan bisa dilayani dengan baik.

Ingin Bertahan dan Mengalir Untuk Anak Cucu

Diusianya yang menapak senja, tak berlebihan keinginan Bapak Ismail dan Ibu Hartini. Setelah menghantarkan putra-putrinya mandiri, mereka berharap apa yang selama ini dirintisnya yakni Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan Sari, keberadaannya bisa dijaga dan dipertahankan. Meski sekarang begitu banyak kompetitor tapi dengan menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggan, insha allah semua berjalan lancar. “Jangan lupa berdoa kepada Allah yang memberi rejeki kepada kita,” tandas Pak Ismail.

Suasana kafe (dok.pri)

Kepada ketiga orang penerus usahanya kelak, mereka berdua sudah memberi bekal selain pendidikan juga ilmu dalam mengolah masakan andalan rumah makan mereka. Suatu saat pasti akan ada yang meneruskan usaha kuliner yang sudah termasuk legendaris ini. “Semoga bertahan selamanya untuk anak cucu kami,” harap Bu Hartini.

Rumah makan yang mempunyai fasiltas seperti mushola, meeting room untuk 20 orang juga tersedia ruang gathering di lantai atas untuk 100 orang. Lantai 2 merupakan pengembangan ruangan atas permintaan pelanggan. Karena tak jarang ada acara instansi yang mengadakan rapat di rumah makannya.

Sedang untuk memenuhi kebutuhan rohani karyawan, Bu Hartini  setiap Jumat 1 jam sebelum buka, mewajibkan semua karyawannya untuk mengikuti pengajian. Ada seorang ustad yang diundang secara rutin untuk mengisi acara tersebut. Sehingga bisa dibilang Rumah Makan Ayam Goreng Prambanan tak semata menjalankan usaha saja, tapi juga mengejar nilai pahala dalam menjalankan bisnis kulinernya.  Semoga harapan dan keinginan Bapak Ismail dan Ibu Hartini mendapat ridho dan barokah dari Allah. Insha Allah…

#Setip

#SetipEstrilookCommunity

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *